Harga Minyak Dunia Lesu, Lagi- Lagi Karena Amerika

Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)

Harga minyak kembali melemah pada awal perdagangan Rabu (17/5/2023) karena kekhawatiran akan lesunya permintaan.

Harga minyak mentah WTI melemah hingga 0,47% ke posisi US$70,53 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka melemah hingga 0,12% ke posisi US$74,5 per barel.

Pada perdagangan Selasa (16/5/2023), minyak WTI ditutup melemah 0,35% ke posisi US$70,86 per barel sementara minyak brent juga anjlok 1,24% ke posisi US$74,59 per barel.

Harga minyak turun karena persediaan https://meja138apk.com/ minyak mentah Amerika Serikat (AS) meningkat. Peningkatan produksi memicu kekhawatiran karena terjadi di tengah proyeksi lesunya permintaan serta perlambatan ekonomi AS dan China. Kedua negara adalah konsumen terbesar minyak mentah dunia.

Stok minyak mentah AS naik sekitar 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Mei, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.

Produksi lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Tujuh analis yang disurvei oleh Reuters, memperkirakan penarikan sebesar 900.000 barel.

“Prospek ekonomi global memiliki terlalu banyak tanda tanya dan tidak memberi banyak kepercayaan kepada para pedagang energi untuk membeli minyak mentah. Saat ini terlalu banyak minyak yang masih tersedia,” ucap Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dikutip dari Reuters.

Pembicaraan tentang menaikkan plafon utang AS juga  terus membebani pasar.

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kevin McCarthy menggelar pertemuan kemarin untuk membahas plafon utang pemerintah pada Selasa (16/5/2023).

Pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan. Biden hanya mengatakan jika keduanya sepakat untuk menyelesaikan persoalan utang secepatnya.
Seperti diketahui, pemerintahan Presiden AS Joe Biden tengah dipusingkan dengan jalan buntu penyelesaian utang selama berbulan-bulan.

AS terancam mengalami gagal bayar (default) jika batas pagu utang tidak dinaikkan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali mendesak Kongres untuk menaikkan batas utang federal senilai US$ 31,4 triliunguna mencegah default atau gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, hal tersebut akan memicu ‘malapetaka’ ekonomi global.

Di Cina, output industri April dan pertumbuhan penjualan ritel bergerak di bawah perkiraan. Kondisi ini menunjukkan ekonomi  Tiongkok kehilangan momentum pada awal kuartal kedua untuk tumbuh lebih tinggi.

Pasar minyak global juga tengah mengikuti setiap langkah baru untuk memperluas sanksi terhadap Rusia oleh para pemimpin Kelompok Tujuh (G7). Kelompok tersebut akan  bertemu di Jepang pada 19-21 Mei.

G7 ingin menargetkan penghindaran sanksi yang melibatkan negara ketiga, yang bertujuan untuk membatasi produksi energi Rusia di masa depan. Langkah ini sekaligus untuk mengekang perdagangan yang mendukung militer Rusia.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Uni Eropa harus menindak India yang menjual kembali minyak Rusia ke Eropa sebagai bahan bakar olahan setelah mengimpor minyak entahnya dari Rusia.

Perdana Menteri India Narendra Modi berencana menghadiri KTT G7 sebagai tamu dan akan bertemu dengan Biden.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*