Jokowi Lempar Pesan Menohok, Siap ‘Perang’ Lawan Uni Eropa

Pantas Disetop Jokowi! Puluhan Tahun RI Cuma Bikin Maju China

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) benar-benar tak gentar melawan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Pemerintah Indonesia menyatakan siap perang melawan gugatan Uni Eropa di WTO perihal kekalahan gugatan larangan ekspor nikel.

Lewat pesannya, Jokowi mengarahkan ke jajaran menterinya untuk tidak takut melawan balik Uni Eropa di WTO. Sebagaimana diketahui, Indonesia mengalami kekalahan gugatan di WTO atas pelarangan ekspor nikel pada Oktober 2022 lalu.

“Tahun kemarin kita kalah digugat oleh Uni Eropa. Tapi saya sampaikan pada menteri jangan juga berhenti. Lawan! sehingga kita banding,gak tau kalau nanti banding kalah lagi. tapi kalau kita belok jangan berharap negara ini menjadi negara maju,” pesan Presiden Jokowi dalam Pembukaan Muktamar XVII PP Pemuda Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu.

Sebagaimana diketahui, selain larangan ekspor nikel, pada pertengahan tahun ini Presiden Jokowi juga akan melarang ekspor bijih bauksit ke luar negeri. “Nanti digugat lagi, pasti ada yang gugat lagi. Ya kita lawan lagi, kalah ya tetap maju terus jangan kalah kita belok percaya saya,” tandas dia.

Beriringan dengan hilirisasi, Presiden juga menyiapkan jurus untuk merealisasikan Indonesia menjadi negara maju. Salah satunya dengan membentuk ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain seperti ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Menurut Jokowi, Indonesia perlu berkaca pada negara tetangga seperti Taiwan, Korea Selatan dan Jepang, yang telah berhasil melakukan lompatan menjadi negara maju. Ia pun enggan berkaca kepada negara-negara di Amerika Latin yang sejak 1950 – 1960-an masih bertahan di negara berkembang.

Untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan mentah dalam pembuatan baterai kendaraan listrik atau EV. Dimana kelak, baterai kendaraan listrik ini akan menjadi ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain.

“Karena kita nikel punya, nikel kita memiliki, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki, karena semua komponen yang dibutuhkan untuk mobil listrik itu ada di Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi.

Hanya saat ini, kata Presiden Jokowi, yang dibutuhkan Indonesia bagaimana mengintegrasikan nikel yang ada di Sulawesi, tembaga yang ada di Sumbawa dan Papua, Timah di Bangka Belitung serta Kalimantan Barat menjadi barang yang namanya EV baterai dan ekosistem yang lebih besar lagi.

“Menjadi mobil listrik yang ke depan itu semua negara akan membutuhkan dan nilai tambah yang kita akan dapat itu bisa berlipat lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh-puluh tahun bahkan beratus tahun dari zaman voc yang diekspor itu selalu bahan mentah, selalu raw material sehingga nilai tambah kita gak punya,” ungkap Jokowi.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan pemerintah telah resmi mengajukan banding atas putusan WTO pada 8 Desember 2022 lalu, yang menyatakan kebijakan larangan ekspor dan hilirisasi nikel melanggar aturan perdagangan internasional. Namun, hingga kini pemerintah maupun Uni Eropa masih menunggu terbentuknya Badan Banding WTO.

“Indonesia dan Uni Eropa masih menunggu terbentuknya hakim oleh Badan Banding WTO yang saat ini belum ada karena terdapat blokade pemilihan Badan Banding oleh salah satu Anggota WTO Amerika Serikat,” ujar Zulkifli kepada CNBC Indonesia, Senin (13/2/2023).

Adapun, dengan adanya blokade tersebut, Zulhas menyebut setidaknya terdapat 25 kasus banding yang menunggu antrian untuk berproses di Badan Banding WTO. Meski demikian, pemerintah dan kuasa hukum telah menyiapkan argumen untuk menguji keputusan panel awal yang dianggap keliru dalam menginterpretasikan aturan WTO.

“Indonesia meyakini kebijakan hilirisasi tidak melanggar komitmen Indonesia di WTO dan Indonesia akan tetap konsisten dengan aturan WTO,” katanya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*