Krisis Eropa Minggir! Ancaman Ini Bisa Bunuh Jutaan Nyawa

People take photograph and stroll at Tuz lake in Ankara province of Turkey, Tuesday, Oct. 26, 2021. Turkey’s second largest lake and home to several bird species has seen its waters entirely recede this year, a victim of climate change-induced drought that has hit the region as well as decades-long wrongful agricultural policies that have exhausted the lake’s underground waters. (AP Photo/Emrah Gurel)

Krisis energi memang tengah melanda Eropa karena dampak perang Rusia-Ukraina. Tapi bukan hanya itu ancaman akibat konflik kedua negara ini.

Krisis pangan secara global yang dipicu perang juga akan membunuh jutaan orang. Pasalnya, kelangkaan pangan akan membuat mereka yang memang sudah menderita kelaparan, lebih rentan terhadap penyakit menular, yang pada akhirnya berpotensi memicu bencana kesehatan dunia berikutnya.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, Peter Sands. Ia pun meminta pemerintah global bergerak cepat.

“Saya pikir kita mungkin sudah memulai krisis kesehatan berikutnya. Ini bukan patogen baru, tetapi itu berarti orang yang kurang gizi akan lebih rentan terhadap penyakit yang ada,” katanya dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan menteri kesehatan G20, melansir AFP, Kamis (23/6/2022).

“Saya pikir dampak gabungan dari penyakit menular dan kekurangan pangan dan krisis energi … kita dapat berbicara tentang jutaan kematian tambahan karena ini,” tambahnya.

Sands juga mengatakan pemerintah dunia harus meminimalkan dampak krisis pangan ini dengan menyediakan perawatan kesehatan garis depan untuk komunitas termiskin, yang akan menjadi kelompok paling rentan. Bukan cuma Covid-19, ia juga meminta negara-negara memperhatikan perkembangan penyakit lain yang juga jadi tantangan kesehatan dunia, seperti TBC.

“Ini (TBC) adalah pandemi orang miskin dan karena itu, tidak menarik investasi dalam penelitian dan pengembangan,” kata Sands.

“Hal itu adalah tragedi. Karena sebenarnya kita tahu cara mencegah penyakit ini dan menyembuhkannya,” tegasnya lagi.

Sebagaimana diketahui, blokade angkatan laut Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina telah menghentikan pengiriman biji-bijian dari pengekspor gandum dan jagung terbesar keempat di dunia itu. Akibatnya ini meningkatkan kekurangan dan kelaparan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*