11 Update Perang Hamas VS Israel, Jumlah Korban-Reaksi NATO

11 Update Perang Hamas VS Israel, Jumlah Korban-Reaksi NATO

Flares, fired from the Israeli side, burn in the sky as seen from Ramyah near the Lebanese-Israeli border, in southern Lebanon, October 11, 2023. REUTERS/Thaier Al-SudaniPerang antara kelompok Hamas Palestina dan pasukan Israel belum juga usai. Jumlah korban tewas juga terus meningkat di Israel, Jalur Gaza dan Tepi Barat (West Bank).

Perang dimulai sejak https://138kas.info/ Sabtu saat Hamas menyerbu perbatasan Israel sebagai balasan tindakan diskriminatif negeri itu ke warga Gaza. Ini kemudian dibalas Tel Aviv dengan serangan udara serta pengepungan total di Jalur Gaza, bahkan memutus pasokan air, bahan bakar, listrik, dan makanan.

Berikut update lain terkait perang tersebut, seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (12/10/2023).

Korban Tewas di Gaza Melampaui 1.350 orang

Data Kementerian Kesehatan Palestina memaparkan jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza akibat serangan Israel. Terbaru, korban meninggal mencapai 1.354 orang di mana 6.049 orang luka-luka.

Dari jumlah tersebut sebanyak 12 pegawai Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga tewas di Gaza sejak Sabtu lalu. Diketahui sebanyak 1.300 orang juga telah terbunuh di Israel.

Layanan Medis di Gaza Kritis

Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah postingan di Facebook menyebut layanan kesehatan di Jalur Gaza berada pada tahap kritis. Rumah sakit penuh hingga kurangnya obat-obatan.

“Obat-obatan, konsumsi medis dan bahan bakar hampir habis dan rumah sakit terisi penuh, dengan pasien yang terluka diterbangkan karena semakin intensifnya agresi Israel,” kata seorang juru bicara, seperti dikutip CNBC International.

“Tindakan mendesak harus diambil untuk menyediakan koridor yang aman bagi pasokan medis dan korban luka serta pasien harus pergi sebelum terlambat,” tambahnya.

Sementara itu, Israel disebut menargetkan fasilitas kesehatan saat menggempur Gaza. Ini dikatakan Talal Taha, seorang paramedis di Rumah Sakit Shifa di Gaza.

Menurutnya dia dan tigarekannya diserang Israel saat mereka dalam perjalanan untuk membantu warga Palestina yang terluka. Tiga rekannya tewas sementara Taha luka ringan.

“Tiba-tiba kami menjadi sasaran (serangan udara) dan kami lari menyelamatkan diri,” kata Taha.

“Tim darurat melompat ke dalam mobil mereka dan kendaraan tersebut melaju beberapa meter sebelum serangan udara lainnya terjadi … Misi kami adalah kemanusiaan, kami hanya memberikan layanan kemanusiaan, dan kami menjadi sasaran tanpa alasan apa pun, tanpa alasan apa pun,” tambahnya.

Itu bukanlah insiden yang terjadi satu kali saja. Otoritas kesehatan dan organisasi medis di Jalur Gaza menyebut Israel dengan sengaja mengebom ambulans dan fasilitas kesehatan (faskes) di wilayah kantong.

Mesir Bakal Beri Bantuan ke Gaza

Mesir dilaporkan sedang melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina. Ini akan dilalukan melalui perbatasan Mesir dengan Gaza.

Hal ini dilaporkan oleh Reuters yang mengutip sumber-sumber keamanan Mesir. Laporan itu menambahkan upaya membangun jalur yang aman bagi para pengungsi yang melarikan diri dari daerah kantong Palestina telah ditolak.

Di sisi lain Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan perbatasan Rafah Mesir dengan Gaza tetap terbuka. Ia menambahkan bahwa pengeboman Israel yang berulang kali di wilayah Palestina menghalangi operasionalnya.

“Bertentangan dengan informasi tidak akurat yang beredar… penyeberangan perbatasan Rafah terbuka untuk bisnis dan belum ditutup sejak awal krisis saat ini kecuali fasilitas dasar di sisi Palestina dihancurkan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

“Pemboman Israel yang berulang-ulang menghalangi para pejabat untuk melakukan pekerjaan secara normal,” tambahnya.

Malaysia Umumkan Bantuan ke Gaza Rp 3,3 M

Tetangga RI, Malaysia mengumumkan bantuannya ke wilaya Jalur Gaza, yang kini dikuasai pasukan Hamas. Diketahui area itu dibombardir Israel melalui serangan udara tanpa henti, pasca serangan Hamas ke wilayah Israel akhir pekan lalu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Zambry Abdul Kadir dengan tegas mengecam Israel dengan menyebutnya “melakukan kekejaman yang keterlaluan”. Selain menyerang wilayah itu habis-habisan, Israel memotong alur masuk bahan makanan, air dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Malaysia pun diketahui akan memberikan dana sebesar Rp 1 juta ringgit (sekitar Rp 3,3 miliar) sebagai dana darurat untuk Palestina. Negeri Jiran menyalahkan krisis ini karena penindasan dan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina.

“Malaysia pun sedang melakukan rencana untuk mengevakuasi seorang dokter Malaysia dan ketiga anaknya yang terjebak dalam konflik,” kata Zambry dimuat Al-Jazeera.

“Sekelompok 23 warga Malaysia dan Singapura dengan selamat menyeberang ke Mesir pada hari Selasa,” tambahnya.

Hamas Bicara Koridor Kemanusiaan Gaza

Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompok tersebut melakukan kontak dengan Mesir, Qatar dan PBB. Ini mengenai pembukaan koridor kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung.

“Kami bekerja sama untuk membuka koridor (kemanusiaan). Namun hingga saat ini, belum ada tindakan apa pun yang dilakukan di lapangan. Saya berharap masyarakat internasional membuka mata terhadap situasi di Gaza,” kata anggota biro politik Hamas, Ghazi Hamad.

Israel Bentuk Pemerintahan Darurat

Israel akan membentuk pemerintahan darurat di tengah perang melawan Hamas. Langkah ini sebagai upaya untuk mendukung pengambilan keputusan keamanan ketika konflik dengan kelompok militan Palestina masih berlanjut.

Media Israel melaporkan pemimpin oposisi dan mantan panglima militer Benny Gantz akan bergabung dengan kabinet perang Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

“Keberadaan kami di sini, bahu-membahu, merupakan pesan yang jelas kepada musuh-musuh kami, dan yang lebih penting, sebuah pesan kepada seluruh warga Israel – kami semua bersama-sama, kami semua melakukan mobilisasi. Kami bukanlah kemitraan politik tetapi nasib bersama,” kata Gantz dalam pernyataan bersama dengan Netanyahu, menurut terjemahan NBC.

“Kami telah mengesampingkan segala pertimbangan lain karena nasib negara kami dipertaruhkan. Kami akan bekerja sama, bahu-membahu, demi warga Israel dan Negara Israel,” tambah Netanyahu.

Persatuan politik Israel telah retak dalam beberapa bulan terakhir, karena inisiatif reformasi peradilan Netanyahu memicu protes massal. Meski begitu, ia selamat dari mosi tidak percaya pada bulan Maret.

Menlu AS Blinken Tiba di Israel

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah tiba di Tel Aviv, Israel pada Kamis. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Blinken akan bertemu dengan para pejabat Israel, dan menyampaikan kembali belasungkawa atas para korban serangan kelompok Hamas selama akhir pekan.

“Dia juga akan membahas langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan Israel dan menggarisbawahi dukungan AS yang teguh terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri,” kata Miller.

Pada Kamis, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Hussein al-Sheikh mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa Blinken akan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas pada Jumat. Departemen Luar Negeri AS belum mengkonfirmasi penunjukan ini.

Sebagai pendukung sejarah Israel, AS dengan tegas mengecam serangan Hamas. Presiden AS Joe Biden menyebut serangan tersebut sebagai kekejaman murni.

Saudi dan Iran Bahas Konflik Israel-Hamas

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Iran Ebrahim Raisi membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas. Mereka berbicara dalam panggilan telepon resmi pertama sejak kedua negara melanjutkan hubungan diplomatik.

Percakapan tersebut terjadi pada Rabu dan berlangsung selama 45 menit. Hal ini dilaporkan Kantor Berita Republik Islam milik negara Iran dalam laporan yang diterjemahkan Google, dan juga dicatat oleh Saudi Press Agency.

Iran dan Arab Saudi secara historis mendukung perjuangan rakyat Palestina. Di sisi lain, Teheran juga mendukung Hamas.

Inggris Evakuasi Keluarga Staf Kedutaan dari Israel

Seorang juru bicara kantor luar negeri Inggris mengatakan Inggris untuk sementara menarik keluarga staf di kedutaan dan konsulatnya di Israel dari negara tersebut. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan.

“Kedutaan dan Konsulat kami tetap memiliki staf penuh dan terus memberikan layanan konsuler kepada mereka yang membutuhkan bantuan,” kata jubir tersebut.

Perang Ganggu Pasokan Minyak Global

Ancaman “kiamat” baru akan muncul karena perang Hamas VS Israel. Hal ini ditegaskan Badan Energi Internasional (IEA) terkait pasokan minyak.

Perang akan membawa risiko gangguan pasokan minyak. IEA pun mengaku siap melakukan intervensi pasar jika diperlukan.

“Meskipun prospek bahwa aliran pasokan minyak akan terkena dampak saat ini masih terbatas, serangan mematikan tersebut mendorong para pedagang untuk memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi,” kata IEA dalam laporan bulanan regulernya merujuk perang Hamas dan Israel, dikutip Kamis.

“IEA siap bertindak jika diperlukan untuk memastikan pasar tetap mendapat pasokan yang cukup,” tambah badan yang mengoordinasikan pelepasan stok darurat itu.

Perlu diketahui, IEA berbasis di Paris, Prancis. Selain berperan sebagai analis dan penasihat, badan ini juga mengoordinasikan pelepasan stok darurat yang dimiliki oleh 31 negara anggotanya yang sebagian besar merupakan negara dengan ekonomi maju.

Pasokan minyak yang kemungkinan terancam adalah pengiriman dari Timur Tengah. Wilayah ini diketahui menyumbang lebih dari sepertiga pengiriman minyak dunia melalui laut.

Diketahui, harga minyak melonjak pada awal konflik. Namun kemudian mereda karena tidak ada gangguan langsung terhadap aliran pasokan dan negara-negara lain tidak melakukan intervensi.

Tapi harga masih relatif tinggi karena pengurangan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia. IEA juga memperingatkan bahwa pihaknya mulai melihat tanda-tanda kehancuran permintaan.

“Pasar minyak selama berbulan-bulan terjebak dalam tarik-menarik antara kekhawatiran mengenai pasokan dan permintaan karena tingginya harga energi. Ditambah dengan kenaikan suku bunga di sebagian besar negara maju untuk memerangi inflasi, membuat konsumen terjepit,” tambahnya.

NATO Respon Perang Hamas VS Israel

NATO merespons perang Hamas, faksi Palestina di Jalur Gaza, dengan Israel. Aliansi pimpinan AS itu disebut memberi dukungan penuh pada Tel Aviv.

Namun NATO mendesak Israel untuk merespons serangan dengan “proporsional”. Pernyataan diberikan setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melakukan komunikasi dengan NATO.

“Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO mengutuk keras serangan teroris tersebut, dan menambahkan ‘Israel tidak berdiri sendiri’,” kata NATO dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Kamis (12/10/2023).

“Sekutu menyatakan solidaritasnya dengan Israel, dengan jelas menyatakan bahwa mereka mempunyai hak untuk mempertahankan diri secara proporsional terhadap tindakan teror yang tidak dapat dibenarkan ini,” tambahnya.

NATO juga mendesak Hamas untuk segera membebaskan semua sandera dan memberikan perlindungan penuh terhadap warga sipil. Aliansi juga memperjelas bahwa tidak ada negara atau organisasi yang boleh mengambil keuntungan dari situasi ini atau memperburuknya.

“Sejumlah sekutu NATO memperjelas bahwa mereka memberikan dukungan praktis kepada Israel ketika Israel terus merespons situasi ini,” tambah NATO lagi.

Di Gaza, para pejabat melaporkan lebih dari 1.200 orang tewas dalam serangan udara dan artileri Israel yang tidak terputus. Sementara PBB mengatakan lebih dari 338.000 orang telah mengungsi.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan bahwa Israel harus, beroperasi berdasarkan aturan perang. AS sebelumnya sangat mendukung Israel dan mulai mengirimkan bantuan militer ke negeri Yahudi itu.

Sementara itu, Inggris, salah satu negara NATO, bersikeras bahwa Israel “mengejar teroris”. Karenanya, Menteri Pertahanan Grant Shapps mengklaim Israel tak sengaja menyerang warga sipil.

“Mereka tidak sengaja menyerang warga sipil,” katanya kepada wartawan di markas NATO.

“Itu adalah perbedaan yang sangat, sangat penting dan kritis yang menurut saya perlu dipahami oleh seluruh dunia,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*