Emiten TP Rachmat Mau Belanja Rp920 M, Bikin Apa?

sawit

Emiten sawit milik konglomerat TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini untuk investasi sebesar Rp 920 miliar.

Direktur Triputra Agro Persada Tjandra Karya Hermanto mengatakan, anggaran tersebut naik dibandingkan tahun 1022 yang sebesar Rp 660 miliar.

“Pengeluaran kami untuk investasi akan lebih https://evolutionoforganic.com/ besar tahun ini, yakni Rp 920 miliar,” ujarnya di Hottel Manhattan Jakarta, Selasa (16/5).

Tjandra menjelaskan, belanja modal sebagian besar digunakan untuk infrastruktur penunjang operasional dan produksi. Ia merincikan, sebesar 37% capex akan dipakai untuk pengadaan kendaraan dan alat berat, 27% untuk pembangunan perumahan, 10% untuk keperluan pabrik, 7% untuk tanaman, dan sisanya 19% untuk keperluan lain-lain.

“Fokus kita infrastruktur dan perumahan untuk kelancaran proses produksi perseroan,” ungkapnya.

Sementara, selama kuartal I-2023, realisasi belanja modal perseroan sebesar 20% atau sekitar Rp 184 miliar. Realisasi capex akan dilaksanakan secara bertahap sampai akhir tahun.

Tjandra mengaku, perseroan memproyeksikan pertumbuhan produksi sawit pada 2023 tidak akan sebesar 2022 karena adanya kondisi iklim El Nino. Sehingga, pihaknya memperkirakan produksi hanya akan tumbuh sinhle digit.

Produksi TBS perseroan sendiri pada 2022 tembus 3,2 juta ton atau naik 21% daripada 2021 yakni 2,64 juta ton.

“Kami memperkirakan produksi naik satu digit pada 2023. Namun risiko El Nino tidak akan langsung terasa tahun ini dan biasanya setahun atau dua tahun setelahnya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Triputra Agro Persada Sutedjo Halim memperkirakan, produksi CPO akan naik sekitar 3,9%, kemudian kernel sawit naik 3,8%. “Produksi sawit memang tidak bisa kami atur karena sifatnya tergantung alam, tetapi dengan performa kami sebelumnya, kami yakin bisa mempertahankan target yang kami harapkan,” kata Sutedjo.

Sutedjo menambahkan kinerja keuangan perseroan tahun ini akan sangat ditentukan oleh perkembangan harga jual CPO. Namun, harga jual rata-rata CPO pada awa tahun ini termasuk tinggi karena produksi Indonesia dan Malaysia belum sesuai dengan target.

“Kami memperkirakan harga CPO sepanjang tahun akan berkisar di 3.500 ringgit Malaysia sampai 4.000 ringgit Malaysia per ton. Dan kami menilai ini harga yang cukup baik,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*