BEDA PENDAPAT saat Nonton Debat Capres di Rumah, Anak Aniaya Ibu dan Bapaknya hingga Babak Belur

Ribut gara-gara beda pendapat saat nonton debat capres 2024, seorang anak aniaya ibu dan ayahnya di Palembang, Sumatera Selatan.

Pasangan suami istri melaporkan anaknya atas penganiayaan terhadap keduanya di Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (4/2/2024) malam.

Marsup (49) dan Nurmala Dewi (45) melaporkan anaknya berinisial AD (28) ke SPKT Polrestabes Kota Palembang karena menganiaya orangtuanya.

Warga Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang ini mengalami luka lebam di bagian wajah usai dipukuli sang anak.

Kronologi Insiden ini berawal dari ketiganya menonton debat calon presiden (capres) yang disiarkan di televisi.

Diduga karena perbedaan pendapat, membuat pasutri ini bertengkar dengan sang anak.

Saat itu korban Nurmala Dewi langsung mematikan televisi dan menyuruh anaknya untuk tidur.

Merasa tidak senang, AD pun nekat menganiaya kedua orangtuanya hingga mengalami luka lebam di wajah.

“Pasal sepele. Katanya mereka habis nonton debat capres, lalu bertengkar cek-cok mulut.

Setelah ibu menyuruh AD untuk tidur dan ibunya matikan televisi.

Tidak terima anaknya langsung memukul bapak dan ibunya,” ungkap petugas SPKT, seperti cerita Nurmala Dewi saat melapor.

Sementara, laporan korban telah diterima dengan nomor polisi LP/B/303/II/2024/SPKT/Polrestabes Palembang/Polda Sumsel dan akan segera ditindaklanjuti anggota piket reskrim.

Kasat Reskrim Polrestabes, Palembang AKBP Haris Dinzah melalui Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), Iptu Fifin Sumailan ketika dikonfirmasi tak membantah adanya laporan kasus penganiayaan tersebut.

“Bener lapor korban sudah diterima oleh petugas SPKT Kemarin, ” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (6/2/2024).

Lanjutnya, namun laporan korban baru masuk pagi ini ke unit PPA.

“Unit PPA baru menerima laporan korban dari piket Reskrim dan akan kita tindaklanjuti,” katanya.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah menjelaskan kejadian berawal dari nonton debat capres terakhir.

Mereka beda pendapat saat mengikuti debat. Setelah itu, orangtuanya mematikan TV.

Kemudian, pelaku AD (28) merasa tersinggung dengan perkataan orang tuanya Marsup (49) dan Nurmala Dewi (45).

Menurutnya masalahnya bukan soal perdebatan pemilihan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

Menurut Kasat Reskrim, dari keterangan korban masalahnya bukan soal perdebatan pilihan Capres dan Cawapres.

“Namun ada ketersinggungan perkataan. Hingga menyebabkan terlapor (anaknya) emosi hingga melakukan perbuatan tersebut,” ujar AKBP Haris Dinzah, Kamis (8/2/2024).

Penganiayaan itu terjadi Minggu (4/2/2024) sekira pukul 22.00 WIB di saat korban dan anaknya menonton televisi bersama.

Kemudian ayahnya menyuruh terlapor untuk tidur atau istirahat karena besok pagi akan mengantarkan cucunya pergi ke sekolah.

Takutnya kesiangan, namun terlapor tidak mau tidur.

“Takut terlapor ini bangun kesiangan karena besok pagi hendak mengantar cucu korban ke sekolah, sehingga korban menyuruh anaknya tidur,” katanya.

Tidak lama kemudian korban ibunya mematikan televisi dan lampu, sehingga terlapor langsung marah.

Terlapor berkata “tidak bisa apa tunggu sebentar lagi, sengsara sekali jadi orang miskin, enaknya jadi orang kaya itulah”.

Kemudian sambil berjalan pergi, sang anak (terlapor) mengumpat kembali kepada korban bapaknya.

“Katanya bapak sakit parah tapi gak mati-mati,” umpat sang anak.

Sehingga dijawab oleh bapaknya “Pergilah kamu dari rumah ini”.

Mendengar ucapan itu, terlapor emosi langsung menganiaya bapaknya.

“Korban dipukuli di bagian pipi sebelah kiri 1 kali dan di bagian dahi 2 kali.

Sedangkan ibunya yang melerai juga terkena pukulan bagian hidung dekat dahi sebanyak 1 kali,” ungkap Kasat Reskrim.

Usai melakukan perbuatannya terlapor AD langsung pergi dari rumah dan hingga hari kini belum kembali.

“Terlapor ini masih dicari keberadaannya, masih dalam penyelidikan anggota di lapangan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*